22 April, 2009

METODOLOGI ALA BAGHDADIYAH

SOSIALISASI METODOLOGI BAGHDADIYAH & IQRO'

Jelang April 2009 Seksi Penamas ( Pendidikan Agama Islam Pada masyarakan dan Pemberdayaan Masjid ) Departemen Agama kota Parepare ( Sul-Sel ) menggelar hajatan sosialisasi metodologi Baghdadiyah dan Iqro’ dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas serta pemahaman metodologi Baghdadiyah dan Iqro bagi guru mengaji tradisional Se- Kota Parepare.

Beberapa saat Drs. H. Safaruddin, M. Ag. Sebelum dinobatkan sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kota Parepare 15 April 2009, membuka acara secara resmi sembari mengungkapkan bahwasanya acara tersebut ditujukan agar suguhan materi dalam sosialisasi nantinya bisa dengan mudah diterapkan dan memahami bacaan – bacaan Al-Quran kepada peserta didik Tamaan Pembinaan Al- Quran..

Muhamad Nasir Saddu, S. Ag. Selaku nara sumber pada acara tersebut menguraikan bahwa ada banyak model dan bentuk metodologi dalam mempelajari Al-Quran, namun hingga era kontemporer saat ini belum ada metodologi terlengkap dan terbaik selain metodologi Baghdadiyah, dan juga belum pernah terdengar ada lembaga khusus yang menangani kursus mengaji.

Turut pula M. Nawawie Said, S. Ag. Selaku Kepala seksi Penamas menegasikan QS. Al- Hijr (15) : 9 – innaa nahnu nazzalnaa dzikra wa innaa lahu lahaafidzun .
”Sesungguhya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan Kami pulalah yang akan menjaganya”. Penegasan ini menunjukkan bahwa Al-Quran senantiasa terjaga dari pemalsuan hingga akhir zaman.

Al-Quran merupakan Qalamullah sehingga tidak mungkin dipalsukan oleh makhluknya. Namun demikian bukan berarti tidak ada pihak – pihak yang tak bertanggung jawab berupaya untuk memalsukan Al-Quran , bahkan membuat ayat – ayat yang senada dengan Al-Quran .

Tidak hanya itu, sejak zaman Nabiullah Muhammad SAW. juga ada yang menjelek – jelekkan Firman Allah SWT. diantaranya, ada yang membuat syair – syair dengan meniru bunyi Surah Al-Kautsar. Ada pula orang – orang kafir yang mempertanyakan mengapa Allah SWT. menciptakan binatang kecil yang tidak bermanfaat bagi manusia seperti ; nyamuk.

Pertanyaan – pertanyaan seperti ini seolah meragukan kemurnian Al-Quran . QS. Al- Baqarah (2) : 26 – Innallaha laa yastahyi ayyadhriba matsalammaaba’udhatan famaa fawqahaa fa ammalladziina aamanuu faya’lamuuna annahul haqqu mirrobbihim wa ammalladzina kafaruu faquluna maadzaa aaradallahu bihadza matsalan wa yahdi bihi katsiran wamaa yadhillu bihi illal faasiqiin .
”Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu, adapun orang – orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah. Dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kevuali orang – orang yang fasik”.

Apa maksud Allah menciptakan perumpamaan itu ? tujuannya adalah agar manusia berpikir, sebab banyak dari mereka yang dengan perumpamaan menjadi sesat dan ingkar terhadap kekuasaan Allah. Karenanya kagiatan sosialisasi seperti ini harus mendapat respon positif dari seluruh umat Islam, termasuk pemerintah ( Depag) sebagai garda terdepan dalam menjaga kemurnian Al-Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar