09 Mei, 2009



RATIFIKASI KA.KANDEPAG. PARE2 SULSEL


TEMUKAN MOMENTUM BARU DI BALIK PELANTIKAN KEPALA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KOTA PAREPARE


Detik – detik pelantikan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Parepare bertepatan pada Hari Rabu, 19 Rabiul Akhir 1430 H. – 15 April 2009 M. Bertempat di BARUGAE – Kompleks Rumah Jabatan Walikota Parepare pada pukul. 10. 43 Wita. Walikota Parepare Drs. H. Zain Katoe melantik secara resmi Drs. H. Safaruddin, M. Ag (sebagai Kepala Kantor Dep. Agama Kota Parepare) di dampingi isteri tercinta Hj. Andi Faridah, S. Pd.I (juga berprofesi sebagai Kepala Sekolah pada salah satu Sekolah Negeri di Kota Parepare).


Acara pelantikan tersebut di hadiri; Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Dr. H. Bahri Mappiasse, M. Ag) - dalam hal ini diwakilkan oleh KABAGSET & TU Kanwil Depag. Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Drs. H. Hamka, M. Ag) - Kapolres – Dandim 1405 ­– Ketua Pengadilan Negeri – Ketua Pengadilan Agama – Pimpinan Perguruan Tinggi – Para Muspida -Akedemisi - Tokoh Pendidik – Tokoh Agama – dan Tokoh Masyarakat Se - Kota Parepare. Drs. H. Hamka, M. Ag.(juga pernah menduduki jabatan Kepala Kantor Dep. Agama Kota Parepare).


Dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimaksih kepada Walikota Parepare Drs. H. Zain Katoe atas perekenan terlaksanannya acara pelantikan Kepala Kantor Dep. Agama Kota parepare secara definitif, dan ucapan selamat kepada Kakandep. Agama yang baru saja dilantik, dengan harapan kinerja dan pelayanan publik dapat lebih ditingkatkan. Dikatakan pula, saat ini Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan tengah mengelolah lembaga pendidikan plus yang bertaraf internasional, di mana tenaga pengajar nantinya adalah bergelar Strata Dua (S2) dan Strata Tiga (S3) memiliki Sumber Daya Manusia yang memadai, komitmen dan etos kerja yang tinggi , juga dilengkapi fasilitas laboratorium , Tehnologi Informasi serta asrama bagi para siswa.


Akan halnya peningkatan, pengamalan dan penghayatan dalam memelihara kerukunan hidup antar umat beragama juga menjadi prioritas. Seiring kian kompleksnya persoalan kemanusiaan yang menuntut perhatian lebih lanjut melebihi persoalan kemanusiaan yakni persoalan agama itu sendiri, agar dapat hidup damai secara berdampingan, sehingga pada gilirannya membuat agama menjadi sesuatu yang hidup, mampu berdialog dengan budaya setempat, dan berfungsi menjawab pelbagai persoalan yang di hadapi umat.


Dalam kesempatan itu Drs. H. Zain Katoe (Walikota Parepare), menyatakan prioritas yang diberikan kepada Dep. Agama Kota Parepare teristimewa bahwa Kepala Kantor yang baru saja dilantik adalah seorang pegawai yang mengabdikan diri sudah sekian lama di Dep. Agama kota Parepare (ketika itu sebagai Kepala Sub. Bagian Tata Usaha) yang berarti tidak lagi memerlukan proses pengenalan, tapi langsung bisa action.


Meskipun Walikota Parepare tidak mempersoalkan putra dari luar kawasan Parepare yang menduduki pucuk pimpinan di setiap institusi yang ada di Kota Parepare karena memang Parepare masih berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . namun siapa lagi yang bakal mengembangkan, memelihara serta melestarikan Kota Parepare kalau bukan masyarakatnya ???


Untuk memperlihatkan prestasi terbaik dan penghargaan, Walikota Parepare menitip pesan kepada Drs. H. Safaruddin, M. Ag kiranya dapat memperjuangkan penambahan Kuota Haji agar antrian panjang Calon Jama’ah Haji bisa diminimalisir. (diiringi tepukan riuh hadirin)Di bawah kepemimpinan yang di amanahkan kepadanya Drs. H. Safaruddin, M. Ag. disela jejak aktivitas rutinnya ke depan akan melakukan gebrakan selain melanjutkan dengan baik program – porgram kerja yang belum tuntas, juga melirik kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Dep. Agama Kota Parepare dilihatnya masih relatif minim.


Sehingga hal inilah yang akan coba di gali melalui Pelaksanaan Diklat Di Tempat Kerja, dengan menjaring kerjasama Depag dan Diklat Tehnis Keagamaan Makassar. (baca: pernyataan ini diungkapkan Ka.Kandep. Agama Kota parepare beberapa saat usai dilantik).Peningkatan kualitas SDM akan terus dilakukan dengan mengirimkan pegawai / karyawan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan sesuai kadar kebutuhan dengan melihat celah kelemahan misalnya ada pada tata kelola administrasi ataupun keprotokoleran maka skill dan pengetahuan pada bidang ini menjadi urgen.


Disamping itu pula peingkatan mutu dan kualitas pendidikan baik sarana maupun prasarana bagi guru – guru mutlak diperlukan.Adapun visi yang perlu dikembangkan terkait pelayanan terhadap peningkatan kerukunan hidup antar umat beragama, di mana suasana keberagamaan akhir – akhir ini kerap diramaikan oleh berbagai kejadian sebagai bagian dari euforia kebebasan, sehingga pada prinsipnya tidak ada diskriminasi.


Dalam hal ini, Depag. tidaklah memiliki wewenang untuk mempersalahkan ataupun menjustifikasi salah satu kelompok / kepercayaan / berbagai paham sempalan . hanya saja jika terjadi friksi atau benturan antar kelompok / kepercayaan /berbagai paham sempalan, maka Depag. akan terjun secara langsug ke lokasi . Kapasitas Depag. pada tataran ini adalah sebagai pembina.Style kepemimpinan yang diterapkan adalah mengamati watak dan karakteristik setiap pegawai / karyawan dalam hal kedisiplinan dan etos kerja terkait Tugas Pokok dan fungsinya (TUPOKSI) masing – masing.


Karena pada dasarnya ada saja yang memiliki mindset :- Tidak mau tahu tupoksinya,- Mengerti tupoksinya,- Memahami tupoksinya,- Punya motivasi untuk melaksanakan tupoksinya,- Punya tanggung jawab untuk melaksanakan tupoksinya, - Punya penghayatan untuk melaksanakan tupoksinya, dan tingkat tertinggi adalah,- Punya kebahagiaan , kepuasan , dan ikhlas dalam menyelesaikan tupoksinyaMasing – masing bentuk kepribadian tersebut membutuhkan model pendekatan secara proporsional, serta tidak menginginkan adanya kelompok – kelompok tertentu ataupun staf yang di anak tirikan atau di anak emaskan (baca; di istimewakan) karena lebih kepada keniscayaan egalitarianism.


Paling tidak gambaran kepemimpinan seperti ini memiliki visi ke depan yang jelas, memiliki kepribadian yang kuat, selalu bersikap idealis, bermartabat, percaya diri , memiliki rasa tanggung jawab serta kepedulian terhadap sesama dan senantiasa mendahulukan kepentingan umum. Terkait wewenang dan peran, dikatakan untuk mengaplikasikan keduanya tergantung situasi dan kondisi, wewenang adalah alat atau perangkat untuk mendukung pengejawantahan terlaksananya peran .


Bagaimanapun bentuk wewenang adalah merupakan amanah dari Allah SWT. Yang kelak dimintai pertanggung jawabannya. Menjadi pemimpin bukan penguasa, sebab penguasa berkarakter mengendalikan, _ berlandaskan kekuasaan dan penindasan, sementara pemimpin memberikan inspirasi, _ dan bertindak atas dasar kebijakan.


Selebihnya kami ucapkan selamat seraya menanti momentum – momentum baru yang tercerahkan lahir dari kepemimpinan Bapak Drs. H. Safaruddin, M. Ag. Amiin....Label: Selamat atas kepemimpinan baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar